Selasa, 08 September 2015

.....pertanyaan berujung silaturahmi

Pagi ini buka FB banyak banget yang nanya, "om gimana rawatan pleci biar gacor", ato "om, gimana agar pleci gak birahi" ato "om, apa arti dikoloni", walah banyak banget pertanyaan seputar hobby pleci ini. Dan lebih parahnya lagi itu pertanyaan terus berulang dengan pertanyaan yg sama tapi beda orang sejak tahun 2010, bayangin aja dah lima tahun dapat pertanyaan gitu terus. 

Dijawab ?


Ya haruslah, karna memang diawal tahun 2010 saya diajak oleh seorang teman di jogja tuk bersama populerkan burung pleci ini, Macarius Sukotjo. Ya, dirintis dari nol, bahkan dari ejekan dan hinaan tentang burung kecil berwarna kuning bergenus Zosterops ini. Mulai dari bagaimana memeliharanya, apa pakannya, kandang yg sesuai seperti apa, apa buahnya, apa minuman energi nya hingga bentuk lombanya seperti apa. Yang lebih mengejutkan lagi, bagaimana meng konservasi nie burung, hebat ya lembaga yang bernama PCMI ini. 

Tapi ayuk kita bahas yg sering nanya itu, kok ya pada gak mau buka bbrp literatur atau tanya mbah google aja ya. Ah kalo itu semua orang bisa, tp coba kita liat kepada sumber ilmunya, banyak lho senior atau lebih tepatnya sesepuh, orang yg pelihara pleci duluan, pada posisi itu harusnya tetap dengan sabar memberikan ilmunya. 

Jadi ingat ketika Rosulullah ditegur oleh Allah dalam surat 'Abasa, surat ke 80. Ketika Ibnu Ummu Maktum, sahabat yg buta ingin belajar kepada Rosul ttg Islam dan pembaharuannya, tp Rosul malah sibuk dengan orang orang Quraish yg belum masuk Islam. Satu hal sepele, kalo bole saya bilang, hanya seorang buta, Allah menegur Rosul nya dengan satu surat 'Abasa yg berarti bermuka masam, karna ketika sahabat Ibnu bertanya kepada Rosul, Rosul memalingkan wajah dan bermuka masam. 

Subhanallah.....

Nah kalo tau seperti itu maka sudah merupakan kewajiban kita, yg tau lebih dahulu ttg sebuah ilmu untuk menyampaikan kepada siapapun tanpa pandang bulu, tanpa pandang seberapa sering pertanyaan itu diajukan. Ini kewajiban, bukan sunnah lho, harus dijawab. Bayangkan kalo kita bertanya sesuatu yg kita benar benar gak tau tp oleh orang yg kita tanyai malah tidak dijawab sama sekali, sakit hati kita, dongkol mungkin.

Tapi kalo kita jawab kemungkinan akan berkembang menjadi diskusi yg akan mendatangkan ilmu baru bagi si sumber ilmu dan perasaan bangga, dekat dan silaturahmi bagi yg bertanya. Di ujung pertanyaan itu ada sebuah rumah silaturahmi yg nyaman, indah dan tenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar