Jumat, 21 Mei 2010

Keris Kanjeng Kyai Gondo Ludiro

Malam ini entah kenapa, yang saya pegang adalah salah satu keris saya, yang saya beri nama Kanjeng Kyai Gondo Ludiro. Kalau menurut penamaan, maka dari Kanjeng Kyai, itu berarti keris ini adalah pemberian orang, bukan pesanan saya kepada seorang mpu kalau keris itu adalah pesanan saya sendiri kepada seorang mpu maka nama keris ini tanpa kata 'Kanjeng', dan memang benar keris ini diberi oleh seorang petinggi di Angkatan Darat. Gondo Ludiro, berarti berbau darah. Mengapa berbau darah ?, lebih dikarenakan makna filosofi dari dapur keris ini.

Keris ini berdapur Laler Mengeng (:Lalat hijau yang berterbangan), dalam makna filosofi bila ada laler atau lalat hijau yang berterbangan dan hanya ditempat itu terus maka diyakini ditempat tersebut adanya mayat. Pengertian inilah yang dianut oleh leluhur kita dalam pembuatan dapur ini, sehingga jaman dahulu kala, bila keris dengan dapur ini dihunus, maka sebelum disarungkan kembali keris ini harus mengambil salah satu nyawa (rojo pati). Keris dengan dapur ini sangat jarang sekali ditemukan, akan tetapi setiap raja akan memiliki keris dengan dapur (bentuk) yang seperti ini. Keris dengan dapur ini digunakan oleh raja untuk memberikan hukuman mati kepada beberapa pemberontak seperti kejadian pada Mataram kuno. Raja memberikan keris itu pada algojo untuk selanjutnya digunakan untuk memenggal kepala pemberontak dan setelah itu keris dikembalikan kepada raja untuk selanjutnya disimpan lagi di bangsal pusaka.

Dari sisi eksoterisnya, keris berdapur Laler Mengeng ini memiliki ciri khas berupa kembang kacang (juluran seperti lidah di bagian depan keris) yang terbalik, hal ini dimaksudkan agar gerakan keris ketika menggorok leher si pemberontak akan terhenti dengan terbaliknya kembang kacang tersebut. Selain itu, keris dengan dapur Laler Mengeng ini adalah keris lurus (sarpo topo), dengan wilah yang lurus tersebut memungkinkan pembunuhan dilakukan dengan cepat dan tepat.

Bismillah, setiap saya hunus keris ini, insyaALLAH tidak ada lagi rojo pati, akan tetapi mengajarkan kepada saya (yang sambil melihat ornamentasi dari dapur Laler Mengeng) bahwa kematian saya sesungguhnya telah ditetapkan oleh ALLAH, kapan dan dimana, seperti keris yang saya pegang sekarang ini, telah dibuat dan diberikan do'a oleh mpu untuk menjalankan tugas mulia tersebut.

Untuk itulah, saya beri nama keris ini Kanjeng Kyai Gondo Ludiro (sebab memang dari sana namanya itu), sebab setiap saya bersihkan dengan minyak, selalu keluar aroma anyir darah dari sepanjang wilahnya.......

1 komentar: