Minggu, 13 September 2015

Djegang, duduk dengan arogan.....

Namanya "djegang". Ya posisi duduk yg menopangkan satu kaki di kaki lainnya, tapi gak sesederhana itu. Posisi ini dalam tradisi jawa dianggap memiliki level tertentu, ya jawa memang banyak sekali aturan filosofi hidupnya. 


Posisi duduk seperti ini dalam filosofi jawa memiliki makna orang yg sangat berpengaruh, wibawa, sombong bahkan arogan. Ya itulah makna "djegang" di dalam adat jawa, hal ini senada dengan dapur keris luk lima, yg menitikberatkan pada eksistensi si empunya dalam kaidah jawa. 

Kalo saya, duduk seperti ini adalah duduknya orang yg memiliki arogansi tinggi dengan segala keyakinan akan kemampuannya. Kemampuan dalam mengendalikan forum atau mengarahkan orang yg ada di depannya. Walau dalam bbrp terminologi kasepuhan, duduk seperti ini dianggap tidak sopan dalam berbagai bentuk forum. 

Duduknya seseorang dalam forum lebih di titik beratkan pada posisi kaki. Maka sudah selayaknya kita bisa menempatkan diri dengan posisi kaki kita, raja Jogja pun tidak pernah melakukan hal ini bilamana ada paseban ageng di magangan Jogja tiap selawa wage nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar