Senin, 04 Juli 2011

keseimbangan pati geni pati tirto....

Kita pernah mendengar tentang apa itu yin dan yang, inti dari keseimbangan diajarkan dalam dua kata tersebut. Tapi di kejawen keseimbangan alam ditempatkan diatas segalanya, bahkan diatas tuah pada tiap ajaran tersebut.....

Semisal kita tau kalau tombak A adalah tombak dengan tuah untuk pengayoman dan ketenangan dan kita juga tau kalau keris B adalah keris dengan pamor kewibawaan dan kekuasaan maka penyusunan dan peletakan kedua benda tersebut diatur menurut tata letak jawa atau nogo dino nogo pati......

Apa itu nogo dino dan nogo pati ?

Kita tau di Jawa ada pasaran hari, nah pasaran hari itulah melambangkan sedulur papat limo pancer. Sedulur papat adalah keempat mata angin dan yang kelima adalah pancernya atau inti dari segalanya. Maka menurut ajaran jawa diletakkan lah Wage itu ada di Timur, Legi itu ada di Barat, Pon itu ada di Selatan, dan Pahing itu ada di Utara. Sementara itu Kliwon adalah merupakan sentra kosmo bagi masyarakat Jawa atau lebih tepatnya diletakkan di tengah-tengah dari keempat arah mata angin tersebut, sehingga dikenal dengan istilah pancer sedulur papat. Penempatan Kliwon sebagai pancer tersebut mempengaruhi filosifi tentang pasaran tersebut sehingga jum'at agung bagi orang jawa adalah jum'at Kliwon, sementara Selasa Kliwon lebih dikenal sebagai hari Anggoro Kasih dimana banyak makhluk halus dilahirkan....

Nah penempatan pusaka-pusaka yang kita miliki ini ditambah dengan weton kita (sang pemilik) dan arah hadap rumah maka melahirkan apa itu yang disebut dengan keseimbangan pati geni pati tirto. Sebuah rumus yang mudah dan dapat diaplikasikan dengan seksama. Akan tetapi hal tersebut, walau mudah dan murah, banyak orang tidak memperhatikan hal tersebut.

Sebuah pusaka dengan pamor untuk pengayoman dan perlindungan alangkah baiknya diberikan pada sisi barat rumah dan menempati sedulur Legi, hal ini diharapkan bahwa pengayoman dan perlindungan selalu mendapat pandangan terbaik ketika kita melakukan shalat (karena menghadap ke barat). Sementara itu pusaka untuk kekayaan dan kemelimpahan harta sebaiknya diletakkan pada sedulur Pahing dari rumah tersebut (karena mitologi yang terbangun di jogja adalah argo ono ing sisih Pahing, utara). Hal ini dilakukan karena dewi kemakmuran itu berasal dari gunung (hargo) yang ada di sisi utara dari kasultanan Jogjakarta. Pusaka yang memiliki pamor untuk jabatan dan kewibawaan sebaiknya diletakkan pada sedulur Pon (selatan). Dalam mitologi Jogja, selatan adalah identik dengan Kanjeng Ratu Kidul yang akan menyelaraskan dengan jabatan yang dimiliki oleh semua raja jawa. Sementara untuk pusaka dengan pamor untuk kelancaran, kemudahan dan keberhasilan diletakkan pada sisi Wage, timur. Hal ini mengacu pada kemunculan dari sang surya yang tiap pagi berada di sisi timur, sehingga diharapkan kelancaran dari setiap tidak tanduk akan selancar munculnya matahari di ufuk timur. Dan yang terakhir adalah pamor yang menerangkan sisi Ketuhanan maka diletakkan di tengah-tengah rumah dalam kondisi berdiri keatas, baik itu tombak maupun keris, dengan harapan agar semua sentra usaha yang kita lakukan kita kembalikan ke ALLAH yang mengatur segalanya, TIDAK LAIN.....

Itulah keseimbangan pati geni pati tirto yang menempatkan peletakkan tiap pusaka menjadi hal yang sangat penting diperhatikan, mengingat optimalisasi dari masing-masing do'a yang terkandung di dalam masing-masing pusaka yang diletakkan tersebut.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar