Senin, 12 Oktober 2009

brojoguno.....dapat tembus baju zirah

Beberapa saat yang lalu saya sempat bertemu dengan beberapa kolektor keris di Jogja (lebih tepatnya ditempatnya mas ‘Dul, Beringharjo). Disana saya ‘disuguhi’ sebuah dapur keris Brojoguno, mungkin beberapa teman kolektor keris telah tahu dan faham apa menariknya dari sebuah keris dengan dapur Brojoguno, ya kekuatan dari besi yang ditempa, itulah menariknya sebuah keris dengan dapur Brojoguno.

Cerita dimulai saat ada seorang pangeran dilingkungan istana keratin solo yang berhasil menusukkan keris hingga tembus kepada baju zirah seorang petinggi pasukan belanda, suatu hal yang mencengangkan, hal itu dapat terjadi.


Terus saya teringat, tidak ada nama tanpa asal di bumi Jawa ini, trus darimana dapur Brojoguno itu berasal ?


Secara harfiah, brojo berarti besi, guno berarti dapat digunakan atau sangat berguna. Bila keduanya digabungkan maka akan diketahui bahwa keris dengan dapur Brojoguno adalah sebuah wilah dengan besi yang sangat berguna untuk kemaslahan orang (hal ini dapat mengacu pada surat 57:25 dalam Al-Qur’an).


Tapi telisik punya telisik, ternyata Brojoguno adalah nama seorang mpu yang menciptakan dapur ini, beliaulah Empu Brojoguno sepuh. Brojoguno sepuh hidup pada masa Sinuhun Paku Buwono I hingga Sinuhun Amangkurat Jawi. Empu Brojoguno adalah seorang empu yang berasal dari desa Kajoran yang memiliki dua orang putera yaitu Empu Brojoguno II dan Empu Brojo Setika. Bersama dengan Empu Brojokaryo, Empu Brojo Setika inilah nantinya yang akan melahirkan tangguh-tangguh Mangkubumen (pada masa PB V).


Hal inilah sekarang kita dapat mengetahui bahwa keris dengan kekuatan yang mahadahsyat tersebut adalah dapur dari masa/tangguh PB I hingga PB V atau dengan kata lain dibuat pada masa Empu Brojoguno sepuh dan Empu Brojoguno II.


Secara teknis maka dapat diketahui bahwa bilahnya berukuran agak panjang disbanding keris buatan Mataram, tebalnya sekitar 2 kali lipat dan berbentuk ngadal meteng. Bentuk ganjanya agak melengkung, sirah cicaknya tidak begitu meruncing pada ujungnya. Gulu meled dan wetengannya berukuran sedang. Pamornya rumit, lembut dan biasanya merata di seluruh permukaan bilah, menancapnya pamor pada bilah kuat dan pandes, kalau membuat pamor miring rapi sekali, jalur pamor tidak ada yang bertindihan satu sama lain. Ia membuat hampir semua motif pamor namun yang terbanyak adalah Wos Wutah, Pedaringan Kebak, Ron Ganduru,Wengkon, Naga Rangsang, Kara Welang, Lar Gangsir. Kalau membuat kembang kacang bentuknya serupa gelung wayang. Jalen dan lambe gajahnya berukuran sedang. Sogokannya makin menyempit kearah ujung. Blumbangannya dangkal. Kalau tanpa kembang kacang, gandiknya agak miring. Penampilan keris keras, gagah dan meyakinkan. Tapi kalau Empu Brojoguno II dengan cirri-ciri, keris buatannya mirip buatan ayahnya hanya agak lebih pendek. Kalau Empu Brojoguno III ganjanya lebih lebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar