Ditemukan Retak Leher di Jenazah Lambang
Selasa, 12 Februari 2008 - 06:17 wib
SLEMAN - Autopsi yang dilakukan tim forensik RS dr Sardjito menemukan retakan di tulang leher almarhum Lambang Babar Purnomo, saksi ahli kasus arca palsu yang ditemukan tewas pekan lalu.
Ketua tim visum jenazah Lambang, dr Yuda Trihantari, membenarkan adanya retakan di tulang leher Lambang ini. Namun, Yuda enggan mengatakan penyebab kematian ahli purbakala ini. ?Maaf, kita punya kode etik. Saya nggak bisa mengatakan yang itu,? kata Yuda.
Walau tidak secara terperinci menyebut penyebab kematian korban, Yuda mengakui bahwa retakan pada tulang leher bisa saja akibat pemukulan. ?Kayak yang di film-film itu lho, diputer (lehernya) lalu bunyi klek,? kata Yuda. Terkait dengan bekas-bekas luka yang terdapat di tubuh Lambang, Yuda masih harus menunggu hasil dari uji di laboratorium patologi yang membutuhkan waktu dua pekan hingga satu bulan.
Dengan uji di laboratorium patologi akan diketahui apakah luka di tubuh korban didapat seusai kematian atau sebelumnya. Sementara itu, hasil autopsi tim forensik RS dr Sardjito ini kemarin langsung diserahkan Yuda kepada diserahkan kepada tim Labfor Cabang Sleman yang diwakili AKP Bowo Nurcahyo.
Namun setelah menerima hasil autopsi ini, Bowo belum berani memberikan kesimpulan akhir penyebab kematian korban. Dia mengaku masih melakukan pengumpulan data guna mendapat kesimpulan akhir. Untuk mengetahui kepastian penyebab kematian Lambang, tim Labfor masih harus melakukan identifikasi toll mark kejadian dari tiga sisi, yakni dari bekas luka di tubuh korban, bekas kendaraan di TKP serta kerusakan kendaraan.
?Ya nantinya semua kita gabungkan, apakah identik atau tidak antara toll mark di TKP dengan di tubuh korban dan di kendaraannya, kita belum bisa memastikan semuanya,? katanya.
Lambang, 57, ditemukan meninggal di selokan di pinggir Jalan Lingkar Utara, Pandega Padma, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (9/2). Pada awalnya, Lambang diduga meninggal akibat kecelakaan tunggal. Namun berikutnya muncul dugaan bahwa kematian Ketua Kelompok Kerja Perlindungan Balai Pelestarian Purbakala (BP3) Jawa Tengah ini terkait dengan kesaksiannya dalam kasus pencurian enam arca batu koleksi Museum Radya Pustaka Solo.
Secara terpisah, Kapolres Sleman AKBP Suharsono akhirnya memerintahkan anggotanya untuk membentuk tim pencari data dan fakta lapangan terkait dengan kasus tewasnya Lambang Babar Purnomo. Pembentukan tim ini menurut Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Syaiful Anwar dilakukan dengan target untuk mengetahui secara pasti apakah kecelakaan yang menimpa Lambang Babar Purnomo merupakan kecelakaan murni atau karena sebab lain. ?Kita hanya akan mencari tahu apakah ini kecelakaan murni atau tidak,? kata Syaiful.
Di bagian lain terkait dengan beredarnya informasi adanya ancaman ataupun teror yang diterima Lambang sebelum meninggal, saat ini masih menjadi bagian dari fakta yang dikumpulkan. ?Kita akan mencoba menghubungi keluarga untuk meminjam HP almarhum, semoga ada tambahan data yang bisa didapatkan,? tambahnya.
Sebelumnya kakak ipar almarhum Lambang Babar Purnomo yang juga Bupati Sleman Ibnu Subiyanto membuka lebar kesempatan kepada pihak aparat kepolisian untuk melakukan pengecekan terhadap telepon adik iparnya. Terutama untuk mengetahui secara pasti adanya ancaman ataupun teror yang dialami Lambang Babar Purnomo. ?Silakan saja telepon milik adik saya ini dicek,? kata Ibnu. (Sindo Pagi//ahm)
http://www.wawasandigital.com/index.php?option=com_content&task=view&id=18750&Itemid=61
Tidak ada komentar:
Posting Komentar