Rabu, 03 Juni 2009

Martabat Manohara DIPERTANYAKAN

Awalnya memang cukup meyakinkan karena saat itu yang terhempas adalah dari sang ibu, ketika sang anak disiksa jelas sekali dia memiliki hak untuk 'bernyanyi' tentang penderitaan anak...itu hak beliau. Itulah yang dilakukan (ibu) kepada anaknya Manohara Odelia Pinot, itu sah sah saja dilakukan karena memang dialah yang membesarkan sang anak. Dia yang mendidik dan memeliharanya sejak dari ayunan hingga pernikahan itu dilakukan, tapi kondisi berbeda ketika Manohara menginjakkan kakinya di tanah air.

Ketika kaki yang jenjang itu menginjakkan kakinya di tanah air, pikiran saya langsung tidak bersimpati kepada kasus ini lagi. Ada dua hal yang dia lakukan tanpa memandang status dia saat ini, dan lihatlah apa yang dia lakukan selama ditanah air ini (minimal setelah saya posting wacana ini), ada dua hal yang mesti kita bahas disini yang mana membuat saya tidak lagi bersimpati dengan kasus ini, bahkan bilapun saya membenci Malaysia saya tidak akan menempatkan kasus ini seperti layaknya saya membenci negara turunan kita tersebut.

Dua hal yang langsung dilakukan Mohara sesampaikan cukup membuat saya bertanya-tanya, apakah benar yang dilakukan sang putera mahkota. PERTAMA, ketika sampai di tanah air sampai posting saya ini Manohara hanya melakukan tour ke berbagai stasiun televisi, ya memang perang media adalah perang yang ditakuti oleh keluarga istana dari Malaysia tersebut, memang itu adalah kartu As buat pihak Manohara. Tapi coba kita lihat sisi lainnya, ketika kasus kekerasan dalam rumah tangga tersebut terjadi maka yang tersisa dari kasus tersebut adalah sebuah bukti dan bukti itu tentunya akan digunakan untuk melawan sang putera mahkota. Bukti inilah yang mungkin akan semakin hilang dengan termakannya waktu, dan bila itu terjadi maka kita akan beramai ramai mengatakan bahwa Manohara berbohong dalam kasus ini. Visum et repertum, adalah bukti kuat terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, hal ini harusnya sesegera mungkin diambil dan dilakukan oleh pihak pihak yang memiliki kompetensi besar, kalau perlu dilakukan tidak hanya satu tempat layaknya dia melakukan perang media dengan pihak kerajaan Kelantan Malaysia. Namun sayang, hal ini tidak dilakukan oleh pihak Manohara saat ini. Perang media ini juga melupakan dia untuk membuat laporan resmi kepada pihak yang berwajib sehingga permintaan akan penyelesaian kasusnya tidak dapat dilakukan secepat mungkin.

KEDUA, status dia saat ini adalah istri sang putera mahkota, bukan mantan istrinya. Dalam dua keyakinan saya, baik itu islam maupun jawa, keduanya melarang seorang istri menjelek jelekkan sang suami apalagi di media yang bisa dikonsumsi oleh orang umum. Islam mengajarkan, haram hukumnya untuk seorang istri meninggalkan rumah tanpa ijin sang suami. Kejelekan suami itu harus ditutup serapat mungkin karena ridho sang suami adalah kunci menuju surga ALLAH yang kekal. Di jawa, malah lebih ketat lagi membatasi gerak seorang istri. Istri bagi orang jawa hanyalah 'manak-masak-macak' (beranak, memasak dan berias), tidak lebih. Sehingga kalaupun terjadi kekerasan dalam rumah tangga itu tidak akan terjadi bila sang suami dan istri memahami benar apa peran dan fungsinya masing-masing. Seburuk buruknya sang suami maka sang istri harus mikul duwur mendem jero (mengangkat tinggi atau menguburnya dalam dalam). Kalimat ini bila dipahami maka tidak akan satu katapun terlontar karena kejelekan sang suami itu yang akan terjadi. Maka saya heran ketika Manohara mengekspos hal tersebut di berbagai media, tentu saja media akan menganggap hal ini adalah makanan buat media, karena media mendapatkan materi 'gratisan' diatas kesalahan seorang Manohara.

Kalau benar telah tejadi penyiksaan sebaiknya lakukan pelaporan tanpa harus berbanyak banyak mengekspos di media sehingga tidak akan melakukan kesalahan ketika masih menjadi istri dari sang putera mahkota. Bila itu tidak dilakukan bisa jadi Manoharalah yang tidak berharga lagi baik sebagai istri ataupun wanita yang bermartabat. Inilah pelajaran yang baik bagi kita semua, sebagai suami jangan lakukan kekerasan kepada istri karena mau tidak mau, suka tidak suka dialah yang akan menjadi ibu bagi anak anak kita dan seorang ibu harus kita hormati. Buat istri, konsepsi mikul duwur menden jero haruslah dilakukan, apabila telah terjadi suatu tindak kekerasan layaknya dilaporkan hanya kepada pihak yang berwenang saja, jangan 'bernyanyi' di mana-mana......KARENA ITU HANYA AKAN MEMALUKAN DIRINYA SENDIRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar