Jumat, 10 Juli 2009

yang kalau ke jogja sering foto di TUGU perlu baca ini


Tugu merupakan salah satu titik lintasa garis imajiner dari Pantai Selatan, Krapyak, Kraton, dan Gunung Merapi. Menurut sejumlah sumber, Tugu didirikan Sri Sultan Hemengku Buwono I yang dimaksudkan sebagai tetenger (tanda) untuk memperingati perjuangan bersama rakyat melawan Belanda. Sehingga melahirkan Perjanjian Gianti, 13 Februari 1755. Perjanjian itu membagi wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyokarto Hadiningrat. Tugu pertama yang didirikan Sri Sultan Hamengku Buwono I disebut Tugu Golong Gilig setinggi 25 meter. Ini menggambarkan bahwa kebersamaan Pangeran Mangkubumi dan rakyat dalam melawan Belanda. Disebut Tugu Golong Gilig karena bentuk bangunannya berbentuk silinder (gilig) dan puncaknya berbetuk bulat (golong). Namun Tugu Golong Gilig ini ambruk akibat gempa bumi dahsyat yang terjadi pada Senin Wage, 4 Sapar atau 10 Juni 1867. Kemudian tahun 1889, Belanda membangunkan kembali dengan bentuk seperti yang terlihat saat ini. Namun tingginya hanya 15 meter dan tidak lagi berbentuk Golong Gilig. Mungkin ini sebagai taktik Belanda untuk menghapus agar rakyat tidak bersatu lagi. Tetapi taktik ini tidak berhasil dan rakyat tetap bersatu.
Tugu tersebut kemudian disebut De Witt Paal atau Pal Putih. Pada tiang tugu tersebut terdapat prasasti bertuliskan Pakarjianira Sinembahan Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo ingkang kaping V (hasil karya Patih Kanjeng Adipati Danurejo V). Di bagian bawah tertulis Kaundangake dening Tuan JEW van russel, opzichter Waterstaat (diundangkan oleh JEW van Brussel, pegawai Pekerjaan Umum).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar